May 17, 2024

Delta Djakarta Laporkan Penurunan Laba Bersih 2023 sebesar 13,2 Persen di Tengah Rendahnya Konsumsi Bir

Produsen bir Delta Djakarta memperkirakan penjualan akan meningkat meskipun angka penjualannya lemah pada semester pertama karena peraturan pemerintah yang ketat.

Jakarta. Delta Djakarta (DLTA), produsen bir Anker, mengalami penurunan kinerja sepanjang tahun 2023. Industri bir di negara mayoritas Muslim terbesar di dunia ini terus berjuang dengan tingkat konsumsi yang rendah.

Komisaris Utama DLTA Roy Tumpal Pakpahan mengungkapkan laba bersih perseroan pada 2023 turun 13,2 persen menjadi Rp 199,6 miliar dari Rp 230,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Selain penurunan laba bersih, DLTA mencatatkan penurunan penjualan bersih sebesar 5,38% yoy menjadi Rp 736,83 miliar dibandingkan Rp 778,74 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Penurunan penjualan bersih disebabkan oleh penurunan volume penjualan yang tertekan kenaikan harga sejak April 2023, jelas Roy saat memberikan paparan publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis.

Roy mencatat, industri bir dalam negeri saat ini belum mampu meraih potensi pangsa pasarnya. Namun, ia yakin industri minuman beralkohol memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan, didorong oleh perubahan gaya hidup dan peningkatan konsumsi masyarakat menengah ke atas.

Apalagi tingginya permintaan ekspor ke negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Kuwait.

Sayangnya, kata Roy, produsen bir lokal seperti DLTA belum mampu memanfaatkan pasar yang luas tersebut karena daftar negatif investasi (DNI).

“Di satu sisi, kami menerapkan peraturan yang sangat ketat, namun di sisi lain, kami tidak menyadari bahwa pesaing kami di negara lain, seperti Vietnam dan Thailand, sedang merebut pasar yang tidak bisa kami ekspor. Inilah tantangan yang dihadapi saat ini. ,” tutupnya.

Perusahaan berharap pemerintah menghapus bir dari daftar hitam. Roy menyatakan, selama industri minuman beralkohol, termasuk bir dengan kadar alkohol di bawah 5 persen, tetap masuk DNI, maka investasi industri bir akan terus stagnan.

“Kami berharap jika pemerintah ingin memperoleh devisa lebih besar, tidak hanya dari industri minuman, salah satu langkah konkrit yang harus dilakukan adalah mengeluarkan industri bir dari daftar negatif investasi,” kata Roy.

TAGS: