May 26, 2024

Indonesia Harus Memanfaatkan Teknologi Budidaya Ikan untuk Mengatasi Stunting

Setiap negara ingin menurunkan angka stunting. Hal ini merupakan cara untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kedua yaitu menciptakan dunia yang bebas kelaparan pada tahun 2030. Hal ini juga merupakan cara untuk mencapai ketahanan pangan.

Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen (2021) menjadi 21,6 persen pada tahun berikutnya. Indonesia ingin menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen pada tahun 2024. Tentu saja, kita tidak akan bisa mencapai hal ini tanpa kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Namun sudahkah kita melakukan upaya terbaik dalam intervensi stunting untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045?

Menurunkan angka stunting harus dimulai dengan membangun ekosistem rumah yang sehat, air bersih hingga asupan makanan bergizi tinggi protein dan berkelanjutan. Sebagai negara maritim dan agraris, Indonesia seharusnya memiliki akses mudah terhadap pangan bergizi dan berprotein tinggi seperti ikan. Meskipun terdapat daerah-daerah yang memiliki potensi besar untuk budidaya perikanan, angka stunting di wilayah tersebut tetap tinggi meskipun ikan merupakan sumber protein terbaik. Ikan tidak hanya mengandung protein berkelanjutan tetapi juga senyawa alami yaitu PUFA, EPA dan DHA. Hal ini menjadikannya solusi yang lebih efektif untuk mengatasi stunting.

Namun kita perlu memastikan bahwa konsumsi ikan, baik yang dibudidayakan di air tawar maupun yang ditangkap di laut, harus merata di setiap daerah. Hal ini harus menjangkau keluarga-keluarga di daerah terpencil dan marginal. Oleh karena itu, kita perlu menggalakkan penggunaan teknologi budidaya ikan. Belum banyak orang yang mengetahui bahwa ikan, baik ikan air tawar maupun ikan laut, merupakan sumber protein yang baik dan mengandung asam amino yang tidak rusak saat dimasak.

Meski berbeda-beda pada setiap jenis ikan, namun mengandung lemak dan asam lemak tak jenuh yang dapat dicerna dan berguna untuk jaringan tubuh. Hal ini tidak hanya bermanfaat untuk tumbuh kembang anak, tetapi juga dapat menurunkan kolesterol darah. Ikan secara umum juga memiliki daya serap yang lebih baik dibandingkan daging lainnya seperti kambing, sapi, dan ayam. Hal ini dikarenakan serat pada daging ikan lebih pendek dibandingkan daging lainnya sehingga lebih mudah dicerna. Ikan juga kaya akan vitamin, baik itu vitamin A, D, thiamin, riboflavin, dan niacin. Ikan juga mengandung banyak mineral yang terkandung dalam susu seperti kalsium dan fosfor.

Konsumsi ikan di Indonesia rendah. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan nutrisi dan manfaat konsumsi protein ikan bagi kesehatan dan kecerdasan. Faktor lainnya adalah rendahnya pasokan ikan, terutama di daerah terpencil akibat distribusi ikan yang lesu. Teknologi budidaya ikan juga masih belum merata sehingga menyebabkan rendahnya kualitas atau kuantitas ikan di daerah.

Kolaborasi Hulu dan Hilir
Tantangan terhadap gizi berkelanjutan dan ketahanan pangan disebabkan oleh berbagai faktor, baik aspek ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan. Kita dapat mengidentifikasi masalah-masalah ini dengan menggunakan analisis penawaran dan permintaan. Dan setiap orang harus menyadari pentingnya hal ini.

Kita perlu meningkatkan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha, dengan melibatkan perusahaan teknologi akuakultur seperti eFishery yang berhasil membawa pulang penghargaan pada ASEAN Business Awards 2023 untuk kategori Ketahanan Pangan. Hal ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas ikan budidaya baik ukuran maupun jenisnya. Penggunaan teknologi juga dapat mempersingkat waktu panen sehingga memudahkan petani menjual hasil budidayanya.

Penting juga untuk memastikan bahwa makanan ikan dijual dengan harga terjangkau untuk mendukung para petani ikan. Para petani tradisional saat ini seringkali terlilit hutang ketika ingin meningkatkan produksinya. Permasalahan ini berdampak pada tingginya harga jual yang menyebabkan mereka tidak mampu membayar utangnya dan akhirnya kehilangan aset kolam budidayanya. Hal ini memerlukan adanya program pinjaman tanpa jaminan bagi para pembudidaya yang dapat diubah menjadi titik pembelian fasilitas produksi perikanan. eFishery memiliki program serupa dengan pinjaman loop tertutup, dan hal ini dapat bermanfaat bagi para pembudidaya di hulu dan hilir.

Ketahanan Pangan dan Keberlanjutan Generasi
Gizi yang baik dan ketahanan pangan merupakan tonggak penting dalam pembangunan suatu negara. Karena anak-anaklah yang akan berkontribusi pada bangsa di masa depan. Permasalahan kerawanan pangan erat kaitannya dengan keberlangsungan generasi dan kekuatan suatu negara. Ketahanan pangan dan gizi merupakan satu kesatuan. Gizi merupakan elemen kunci dalam meningkatkan kualitas hidup penduduk.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pernah mengatakan, kecukupan gizi merupakan kunci agar seseorang dapat tumbuh kembang secara optimal. Hal ini akan mengarah pada pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas – yang merupakan bagian integral dari pembangunan suatu negara. Dan ini bukan sesuatu yang hanya berkaitan dengan lima atau sepuluh tahun ke depan.

Apakah Indonesia benar-benar menyelesaikan kerawanan pangan secara holistik, yang dapat berdampak pada puluhan generasi mendatang? Pemerintah harus fokus pada peningkatan perikanan

motivasi, membantu masyarakat budidaya dengan menggandeng praktisi teknologi budidaya perikanan, untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan dan merumuskan solusi mulai dari produksi hingga penyerapan.

Hal ini tentu saja akan membantu mewujudkan impian Indonesia untuk menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia pada usia seratus tahun pada tahun 2045. Namun sekali lagi, keberhasilan kita mencapai tujuan tersebut sangat bergantung pada kualitas gizi keluarga, ibu hamil, dan terutama anak-anak. .

Siapa pun yang terpilih menjadi pemimpin Indonesia, memperkuat upaya budidaya ikan dari hulu hingga hilir bagi ekosistem akuakultur sangatlah penting. Karena dapat meningkatkan penyerapan protein ikan, menurunkan angka stunting, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

TAGS: